ICoASL
(International Conference of Asian Special Libraries)
Pada
tanggal 10-12 Mei UIN Sunan Kalijaga mengadakan sebuah pertemuan dengan
beberapa negera di dunia ini. Kira-kira ada 15 negara yang datang ke Indonesia
khususnya di kampusku UIN Sunan Kalijaga tercinta. Acara yang istimewa ini
dinamakan ICoASL (International Conference of Asian Special Libraries) yang
bertemakan Curation and Management of Cultural Heritage through Libraries :
Challenges and Opportunities in the Digital Society. Sesuai dengan tema diatas
yakni berkaitan dengan ilmu perpustakaan serta budaya yang ada di Indonesia. Bahkan
yang berpartisipasi dalam acara tersebut yaitu dosen dan mahasiswa dari jurusan
ilmu perpustakaan tersebut. Dalam acara tersebut tentunya perlu adanya pembentukan
panitianya. Nah sebagai ketuanya yaitu Ibu Dra. Labibah, M.Lis. Beliau sebagai
Dosen jurusan Ilmu Perpustakaan di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya sekaligus
menjabat sebagai Kepala Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kerenn
bukan ?? Tidak hanya Ibu Labibah sendiri yang menjadi panitia, namun dibantu
oleh beberapa mahasiswa Ilmu Perpustakaan dari semester 2, 4, 6 dan 8.
Persiapan yang dilakukan sangat panjang demi lancarnya acara tersebut. Lokasi
acara tersebut berada di CH (Convention
Hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Untuk
memeriahkan acara ICoASL tersebut dari mahasiswa Ilmu Perpustakaan S1 maupun D3
juga berpartisipasi besar dalam memeriahkan acara tersebut dengan adanya
pameran permainan tradisional. Acara ICoASL tersebut juga termasuk dalam mata
kuliah IDKS (Informasi Dalam Konteks Sosial). Jadi perkuliahan diganti dengan
persiapan memeriahkan acara ICoASL selama kira-kira dua minggu. Dalam satu
kelas dibagi menjadi empat kelompok yang mana masing-masing kelompok terdiri
dari sepuluh orang. Karena terdapat dua kelas maka ada delapan kelompok.
Ditambah lagi dari organisasi HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) sehingga
totalnya terdiri dari sembilan stand. Masing-masing stand memamerkan permainan
tradisionalnya yang ada di Indonesia dengan warna yang berbeda. Mereka saling
berlomba nenampilkan yang terbaik untuk memeriahkannya. Stand dihias dengan
berbagai macam bentuk dan rupa sesuai tema. Nahh untuk kelompokku sendiri kami
beri nama Basarnas yang memiliki makna Badan Sar Nasional, namun dalam konteks
ini berarti menyelamatkan permainan tradisonal yang hampir punah. Karena di
zaman modern ini telah tergantikan permainan modern dari gadget. Padahal menurutku
sendiri permainan tradisional lebih memiliki makna dan kebahagiaan tersendiri
bagi yang memainkannya daripada permainan modern. Oleh karena itu kami seluruh
mahasiswa ingin memamerkan permainan tradisional kepada dunia luar. Kembali
lagi ke kelompok basarnas... bahwa kelompokku memamerkan permainan yang berasal
dari pohon kelapa. Namun karena disarankan memamerkan tiga permainan maka
kelompok kami memilih permainan Jelangkung, Egrang batok kelapa, dan Terompet
janur. Seperti inilah stand Basarnas. .
Basarnas
saat dikunjungi tokoh luar negeri
Permainan
tradisional egrang batok kelapa dan terompet janur
Tugas
kami selaku mahasiswa Indonesia yang memamerkan permainan tradisional yaitu
menjelaskan permainan tersebut serta mempraktekkan bagaimana cara memainkan
permainannya. Tentunya kami harus mampu berbahasa Inggris dalam menyampaikan
informasi kepada pengunjung. Tidak hanya itu saja, kami juga memberikan
kenang-kenangan berupa sticker cantik. Untuk lebih jelasnya berikut adalah
penjelasan dari permainan tradisional kelompok Basarnas.
1.
Egrang
Batok Kelapa
Sejarah
Permainan egrang batok
ini berasal dari provinsi Sulawesi selatan. Permainan ini dimainkan oleh suku
Bugis yang awalnya mengenal permainan ini dengan nama Majjeka. Majjeka berasal dari kata jeka yang berarti jalan. Ada
juga sumber yang mengatakan bahwa permainan ini lahir dari budaya masyarakat
Sunda Bogor yang agraris. Permainan ini dibuat dari tempurung kelapa yang
dipadu dengan tali plastik atau dadung. Permainan egrang ini juga sangat
populer di daerah Jawa. Di jawa permainan egrang batok kelapa ini dikenal
dengan nama jejangkungan. Permainan ini biasanya dijadikan sebagai salah satu
ajang perlombaan, misalnya saja perlombaan hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Cara
memainkan
Cara memainkan egrang
batok kelapa ini sangat sederhana, alat peraga dikaitkan pada jempol kaki
layaknya ketika memakai sandal jepit. Kemudian kedua tangan memegang tali
seirama menariknya ketika kaki melangkah. Meskipun sederhana, dalam
memainkannya perlu keseimbangan tubuh, selain itu dibutuhkan kekompakan gerak
tangan dan kaki untuk bisa berjalan menggunakan egrang batok kelapa dengan
sempurna.
2.
Terompet
Janur
Sejarah
Sejarah terompet belum
diketahui secara pasti, namun bukti adanya terompet yang telah berumur ribuan
tahun yang memberikan hipotesis bahwa terompet adalah alat musik yang paling
tua di dunia. Dimana awalnya terompet terbuat dari tulang burung yang berguna
sebagai alat musik dalam seremoni ketika akan berperang atau ritual keagamaan
pada masanya. Dan sejak zaman reinassance terompet mulai digunakan sebagai alat
musik. Kemudian sejak awal abad ke 20 terompet mulai memberikan makna
tersendiri saat digunakan. Dibuat menggunakan kertas tebal, daun kelapa, dll.
Cara
memainkan
Cara memainkan terompet
janur cukup mudah hanya dengan menempelkan bagian ujung terompet ke mulut lalu
meniupnya.
3.
Jelangkung
Sejarah
Asal penggunaan istilah
diduga berhubungan dengan sebuah kepercayaan tradisional Tiomghoa yang telah
punah.Ritual ini adalah tentang adanya kekuatan Dewa “Poyang” dan “moyang”
yaitu Cay Lan Gong (dewa keranjang) dan Cay Lan Tse yang dipercaya sebagai
pelindung anak-anak. Oleh orang Jawa, permainan jelangkung dikenal dengan
sebutan “Nini Thowong” atau “Nini Thowok”. Permainan ini tdak hanya dikenal
sebagai permainan tradisional anak-anak, tapi juga dilakukan sebagai usaha
menjaga keselamatan desa dan menolak bala. Untuk tujuan tersebut ritual ini
dilakukan bukan oleh anak kecil, melainkan orang dewasa.
Cara
memainkan
Biasanya permainan
jelangkung dimainkan oleh tiga orang, yaitu dua orang yang memegang boneka
jelangkung, dan pawang yang membaca mantra. Permainan ini kebanyakan dilakukan
ditempat yang diyakini angker dan biasanya diwaktu senja. Dalam
perkembangannya, permainan ini menjadi cuku sederhana, dapat dilakukan cukup
hanya dengan menggunakan jangka dengan gambar lingkaran lengkap dengan huruf abjad
yang tergambar dalam kertas, dan diiringi suatu mantra sederhana. Permainan ini
juga memiliki macam bahasa, mantra versi bahasa Indonesianya adalah
Jelangkung
jelangsat,
Di
sini ada pesta, pesta kecil-kecilan
Jelangkung
Jelangsat
Datang
tak diundang, pulang tak diantar
Penjelasan diatas hanyalah salah satu stand dengan
deskripsi permainan tiga macam, masih banyak lagi permainan yang dipamerkan
oleh teman yang lain. Namun disini saya hanya akan menunjukkan beberapa foto
saja.
Battle of spinach flower
Stand
Krambil
Permainan
Bekelan
Permainan Egrang
Pada malam
harinya ada beberapa acara yang menarik dan sangat menghibur. Acara dibuka
setelah isya’ dengan beberapa penampilan. Pertama kalinya dibuka dengan
sambutan dari Ibu Labibah sebagai panitia dalam acara ini. Setelah itu ada
penampilan tari kuda lumping yang dibawakan oleh lima orang dengan satu
perempuan. Tarian yang ditampilkan sangat bagus. Selain itu ada tarian
poco-poco, dan penonton pun mengikuti gerkan poco-poco tersebut. Tak lupa juga
perwakilan dari masing-masing stand pameran menjelaskan tema pameran yang
dipamerkan dan menyebutkan pula permainannya dengan menggunakan bahasa Inggris.Untuk
mendukung acara tersebut dari panitia meyediakan angkringan gratis bagi
pengunjung serta peserta ICoASL. Mereka dapat menikmati makanan dan minuman
yang dijajakan seerti yang dijalanan sekitar Yogyakarta seperti wedang ronde,
jagung, kopi, gorengan, nasi, dan lain-lain. Bagi yang belum makan di malam
hari dapat menikmati semua makanan dan minuman yang ada sambil melihat
penampilan-penampilan di panggung. Penampilan tidak hanya dari warga kampus UIN
sendiri lohh. Ada juga penampilan dari wakil orang India yaitu menyanyikan lagu
Kuch kuch hota hai dan Tere liye. Saat itulah para penonton bersorak-sorak
kegirangan sambil menirukan lagu yang dibawakan oleh orang India asli.
Penampilan orang India
Penjual jagung, kacang dan ubi rebus
Penjual
wedang ronde
Setelah melihat bacaan dan gambar diatas, kita bakalan
seperti mengkuti acara ICoASL tersebut kan, hahaha. Itu semua baru sebagaian
saja yang aku jelaskan. Sebenarnya masih ada permainan dan penampilan lebih
banyak lagi. Namun karena keterbatan media yang ada maka cukup segitu saja.
Semoga yang membaca ataupun hanya melihat gambarnya dapat menambah wawasan bagi
kita semuanya. Aminn.
#ICOASL2017
#LibraryScience
#IDKS
#UINsuka